MALAS
Pukul 20.51 WIB dan tubuh ini
masih tergeletak di atas kasur, kasur yang sering jadi kambing hitam atas
kemalasanku. “kasurnya posesif”
jawabku setiap kali aku ditegur oleh orangtuaku karena aku tiiduran saja tanpa
melakukan apapun. Kalau kata anak jaman
now “Mager” alias malas gerak. Begitupula denganku. Aku sedang merasakan hal
yang sama. Merasakan eneg untuk melakukan apapun, inginnya tiduran saja. tapi
tiduranpun tidak membuat lubang-lubang kosong dalam diriku terpenuhi.
Lelahnya perjalanan dan letihnya
pikiran juga menambah alasanku untuk bermalas-malasan di atas kasurku ini. Sebenarnya
kasurku tidak empuk–empuk banget, untuk orang banyak ini malah tidak nyaman. Tapi
karena ini adalah milikku, aku terbiasa dan aku merasakan nyaman.
Hariku juga berjalan biasa-biasa
saja. Hari ini tidak ada goals yang kutorehkan kecuali aku datang tepat waktu
di tempat kerja. Masih tetap kusyukuri, tapi pastinya tidak cukup menjadi
alasan untuk aku bisa bermalas-malasan.
Bahkan novel yang sudah aku
pinjam dua hari yang lalu baru terbaca beberapa lembar. Entah mengapa diri ini menjaga
jarak darinya. Handphone dan tv juga tidak menggugah jiwaku untuk menyentuhnya.
Sepertinya diri ini memang butuh jaga jarak dari semua itu.
Apakah ini kesalahan? Apakah merasakan
malas sebuah aib? Apa yang harus aku
lakukan sekarang?
Tapi... terimakasih malas,
karenamu aku mau menulis kembali setelah beberapa hari aku stuck. Tulisan ini
juga tidak bagus "biasanya juga tidak bagus sih, ehee", ini manifestasi dari kemalasanku berpikir keras, tulisan yang
juga kutulis dengan kemalasan. Semoga kamu yang membacanya tidak tertular. Ini bukan
penyakit, ini Cuma bentuk dari mood harianku.
Selamat malam😄
Komentar
Posting Komentar