SAUDARA YANG KITA PILIH


Pernah tidak kalian berangan-angan andai saja kita bisa  memilih lahir dari rahim  atau orangtua mana yang kita kehendaki?  Dari rahim ibu yang cantik, baik, pintar, kaya dan sebagainya yang bisa menunjang pertumbuhan dan kehidupan kita agar menjadi lebih baik nantinya, pernah tidak? Kemudian seandainya kita bisa memilih siapa yang akan menjadi saudara kandung kita? Kakak atau adik yang seru, penyayang, tidak pelit, suka memolong dan segala sifat positif lainnya. Pernah?

Aku pernah dulu. Iya.. dulu sebelum aku memahami hikmah dari ketidak berdayaan kita memilih siapa orangtua dan saudara kandung kita nantinya. Terlebih saat aku merasa kesal dengan keadaan.

Orangtuaku bukanlah orangtua yang romantis, yang selalu mengungkapkan “I Love You Baby” setiap paginya. Malah aku lebih sering  bagun dengan teriakan  agar segera menjalankan kewajibanku sebagai umat beragama, tak jarang ditambah dengan omelan berisi hal-hal penyebab yang membuat aku telat bangun.

Saudara kandungku juga, mereka adik-adik yang ngesilin sometimes. Senangnya menggoda dan mengganggu hingga aku memangis. Salah aku juga sih kenapa aku cengeng. Tapi sering sekali kami meributkan hal sepele. Seperti siaran tv, makanan yang akan dimasak ibu, atau bahkan pura-pura melemparkan kotoran ke dalam makanan. Bahkan kotoran itu hanya hayalan tapi jadi masalah.

but anyway I Love Them💕

Mungkin dulu, sebelum kita dilahirkan dan kita sudah ada di alam ruh kita pernah memilih, namun ingatan itu dilupakan demi kebaikan kita.

Namun lain halnya dengan sahabat. Untukku sahabat itu adalah saudara yang kita pilih. Kita bebas memilih siapa saja orang yang menjadi sahabat kita seperti halnya jodoh. Jika memang kita memiliki chemistry kita akan semakin dekat dan akrab. Jika tidak segalanya akan terseleksi dengan sendirinya oleh alam.

Tidak melulu tentang persamaan yang kita miliki. Namun tentang bagaimana kita mampu menyatukan dan mewarnai pemikiran yang berbeda dan mejadikan kita tetap akrab dan kompak. Tidak jarang kita merasa lebih dekat dan sayang dengan sahabat atau jodoh dari pada dengan saudara kandung, hal itu wajar dan sah-sah saja menurutku.

Aku sangat bersyukur dengan sahabat yang kumiliki, baik yang sudah berbeda jalan maupun yang masih membersamai sampai saat ini. Mereka telah mewarnai duniaku dengan sangat indah. Senang, sedih,  dan penuh perjuangan, semua bersatu di sana.

Mereka kita pilih untuk saling mewarnai hidup. Saudara tanpa adanya aliran darah yang sama namun hati kita sering terpaut kepadanya. Orang asing yang kita pilih untuk memasuki hidup bahkan sampai dengan ranah sensitif yang orangtua dan saudara kandung kita tidak ketahui. Orang  yang memberi tanpa kita memintanya. Orang yang bawel dan kita ridho dengan kebawelannya.

Terimakasih sahabat, Love you💕



Komentar

Postingan Populer