Tapi...

Guntur menggelegar mengagetkanku yang sedang lelap dalam tidur. hatikupun berucap "hujan lagi" Disambung lantunan doa turun hujan "Allahumma shoyyiban naafi'an ". 

Kurapatkan tubuhku ke tubuh suamiku untuk mencari kehangatan. Meskipun hujan semakin deras dan udara dingin membalutku sempurna menggigilkan tubuhku tetapi tidak juga mampu membuatku bangkit untuk mematikan kipas angin. Lain halnya dengan suamiku yg mampu mentorerir dingin. Aku sangatlah payah dalam menahan suhu udara baik panas ataupun dingin. 

Akhir-akhir ini hujan seperti lagi falling in love dengan bumi Allah ini, hampir setiap malam hujan turun bahkan tak jarang pagi haripun hujan masih mau mengguyur bumi. Layaknya manusia yang sedang jatuh cinta, rasanya ingin selalu berjumpa dan bersama. 

Terkadang aku ingin mengeluh, tapi mana ada keberanianku untuk protes ke Allah. Bukankah hujan itu rahmat? Di lain sisi aku tidak tega melihat sungai yang bolak-balik naik turun airnya. Mereka yang tinggal disepanjang bibir sungailah yang selalu merasakan banjir kecil itu. Tapi lagi-lagi siapa aku, sok merasa paling tau tentang apa yang dibutuhkan dan apa yang terbaik bagi manusia. 

Menurutku tahun ini adalah tahun yang paling sering hujan disertai banjir kecil. Tahun paling struggle untuk kami semua. Menjalani rutinitas didampingi hujan yang setia jatuh ke bumi. Tapi bukankah setiap tahun selalu ada struggle yg berbeda? 

Ah banyak sekali tapiku... 

Komentar

Postingan Populer