1 Tahun yang lalu...
Haaaaah... Helaan nafas tanda kelegaan. Ya, aku lega karena pakaian setrikaan ini akhirnya selesai juga. Perlu diketahui, menyetrika adalah pekerjaan nomor 2 yang paling tidak aku sukai setelah menunggu. Seperti halnya manusia pada umumnya selingan dari pekerjaannya pasti mengecek hp meskipun tanpa notifikasi. tapi kali ini aku mendapatkan 1 direct message dari salah seorang sahabatku. Intinya dia mengingatkanku tentang kenangan hari lamaranku setahun lalu 14062020. Yang aku sendiri lupa tanggalnya tapi ingat bulan, tahun dan rasanya.
Langsung aku teruskan pesan itu ke suamiku. "Sihhiyyy suami". Ya, kurang lebih setengah tahun setelah lamaran aku dinikahi lelaki yang kini menjadi suamiku. Kini usia pernikahan kami sudah di 6 bulan 2 hari. 12122020 ke 14062021. masih sangat belia.
Pernikahan yg mengajarkanku banyak arti kehidupan. Tentang bagaimana menumbuhkan cinta krn Allah, tentang bagaimana itu cinta tanpa harus mengucapkan cinta, tentang bagaimana itu kesabaran, tentang bagaimana itu pengertian, tentang bagaimana itu bahasa cinta, tentang perbedaan watak bukanlah musibah dan lain sebagainya.
Mengingat pernikahan kami tidak diawali dengan pacaran, kami dikenalkan seterusnya berproses merasa cocok dan memberanikan diri maju ke jenjang pernikahan. Dimana pernikahan untukku adalah sebuah perjalanan tanpa ada arah kembali, isinya belajar belajar dan belajar untuk menggapai ridho ilahi melalui ridho suamiku. Aku sendiri tidak tau arti pernikahan untuk suamiku, semoga ia tidak merasa terjebak hehehe.
Bahagia dan kesedihan bercampur memberikan warna di dalam pernikahan kami. Aku si manusia koleris dan manja disatukan dengan dia si melankolis. Sangat berat untukku awalnya menerima kenapa begini sih? Kok nikah seperti ini ya? Dan masih banyak kok kok kok lainnya yg sangat sering mengusik mood harianku. Tapi... Setelah kupelajari karakternya hatiku menjadi tenang dan pengertianlah yang muncul. Bukankah dia pasti juga merasakan kesulitan?.
Memang benar kalau kau ingin dunia gapailah dengan ilmu dan kalau kau ingin akhirat gapailah dengan ilmu. Semua ada ilmunya, termasuk mencintai dan memahami manusia.
Bahwa memang setiap manusia itu berbeda, yang aku anggap baik-baik saja bisa jadi tidak baik menurutnya. Bahwa yang aku anggap sulit, bisa jadi mudah untuknya. Jadilah aku yang sekarang, yang tidak pernah ingin membandingkan rasa dan luka. Karena kusadari setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda dalam menerima dan memahami. Bisa jadi hari ini, dia yang paling memahamimu tapi besok sebaliknya.
Kusadari, perjalanan pernikahan ini masih sangat panjang, sepanjang sisa usia kami. Aku tidak banyak menuntut suamiku untuk membahagiakanku, karena bahagia aku sendiri yang menciptakan. Namun, dia salah satu manusia yang sangat ingin aku bahagiakan hidupnya. Dengan kemampuanku yang seadanya tapi selalu kupanjatkan doa agar tuhan membimbing keluarga ini untuk terus sakinah mawaddah warahmah di jalannya.
Suamiku, kita sama-sama sadari kehidupan kedepannya tidak akan selalu berwajah indah. Berusaha, Komunikasi yang baik dan menitipkan pernikahan ini agar diurus oleh Allah adalah salah satu jalannya. Kelak, jika ada hari yang berwajah muram untuk kita, semoga kita selalu ingat pernikahan kita ini untuk beribadah kepadaNya, dan ibadah itu tidaklah selalunya mudah.
Komentar
Posting Komentar