SABAR
"Ga ada yang namanya duluan atau terlambat. Semua sudah sesuai waktu dan prosesnya, semua sudah diatur oleh-Nya."
Kalimat yang selalu aku mantrakan di hati dan pikiran untuk setiap apa keinginanku yang tak kunjung terwujud.
Klise memang kalau dibaca, ga jarang aku tergelitik menggoda diri sendiri sambil bilang "usaha banget sabarnya .. "
Sedikit cerita, Sama seperti dulu ketika harus pindah pondok pesantren MTS, dan pondok pesantren yang akan kutuju itu harus dijalani 4 (empat) tahun masa SMA karena aku masuk melalui jalur intensif. Saat itu aku merasa diri sangat tertinggal dari teman sekolahku yang dulu.
Tapi namanya misteri hidup, meskipun harus menjalani masa SMA 4 tahun lamanya tapi qadarullah, Allah permudah urusan kuliahku menjadi 3 thn 8 bln dan terus berlanjut dimudahkan untukku mendapat pekerjaan tetap dan menemukan tambatan hati.
Siapa sangka, aku duluan mencapai finis dalam berkarir dibanding teman-temanku. Meskipun posisiku ini masih sangat newbie. Harus banyak usaha kedepannya untuk mencapai posisi lebih menantang dan matang.
Begitulah hidup.
Aku memang manusia yang sulit sabar sebenarnya, namanya sabar kan susah ya, tapi aku selalu berusaha sabar karena ga ada jalan lain selain SABAR.
Hari-hari yang kujalani sembari menanti terwujudnya keinginanku ya hanya dengan usaha, berdoa dan sabar.
Mungkin karena aku terbiasa menata tujuannya dengan alurnya, jadi kalau ada sesuatu yang tidak pada tempatnya, itu menjadi problem yang harus aku solved. Terkadang malah menjadi tekanan tersendiri sebelum kata-kata dari para penyimak hidupku a.k.a Omongan netizen.
Belakangan ini aku merasa banyak sekali keinginan-keinginan yang masih harus aku sabari dan nanti.
Entah itu keturunan ataupun pekerjaan. Kalau dipikir sih ritme dan warna hidupku lebih bervariasi. Entah kenapa, dulu segala inginku gampang untukku penuhi. Meskipun tetap harus dengan usaha yang serius, namun hasilnya selalu sesuai dengan harapan dan tidak menunggu waktu lama.
Karena kebiasaan yang seperti itulah, yang membuat saat-saat penantian dengan sabar ini menjadi sedikit lebih sulit.
"Allah memberi cobaan sesuai kemampuan hambanya".
Ini satu lagi kalimat sakti yang membantu aku, bahwa apapun keadaannya itu karena aku sanggup.
Dulu aku sempat berpikir, apa ini karena dosaku yang luar biasa banyaknya. Yang kalau saja wujud dosa itu aroma, aku pasti sudah dijauhi banyak orang karena bauku.
Tapi sekarang aku berusaha berpikir lebih positif sembari terus mentaubati diri. Bahwa semua ini terjadi karena aku memang kuat menjalaninya dan masih banyak yang lebih sulit hidupnya.
Meskipun segalanya tidak melulu sesuai inginku tapi aku berharap agar Allah tetap membukakan jalan dan memberi kekuatan untukku berSABAR.
Semangat, Bu Wasi!
BalasHapus